Bagiku, teman terbaik ngeblog di pagi hari adalah kopi. Pada penderita hipertensi (
tekanan darah tinggi -red)
sering aku menanyakan tentang kebiasaan mereka minum kopi. Bukan hal
yang mengejutkan kalau pada kenyataannya mereka rata-rata minum 5
cangkir kopi sehari! Lalu aku pun menyarankan mereka untuk meninggalkan
kebiasaan minum kopi, padahal kopi dari Indonesia memiliki cita rasa
yang tinggi dan digemari di seluruh dunia. Rugi? Nah, sebelum bergabung
dengan kelompok orang yang tidak boleh minum kopi dan
hanya bisa menelan
ludah melihat orang lain mengecup si hitam manis ini, ada baiknya kita
ketahui “
7 Tips Sehat Minum Kopi” berikut:
1. Dosis
Memang belum ada ukuran yang pasti untuk dosis kopi yang boleh
dikonsumsi orang. Namun kebanyakan penelitian mengungkapkan bahwa minum
300 mg caffeine (sekitar 1 sampai 3 cangkir kopi sehari) tidak memberikan efek negative pada kebanyakan orang sehat.
2. Sinyal Bahaya
Ketika mereguk kopi memang terasa nikmat, namun sering kali diikuti
dengan sejuta rasa bersalah. Kenali sinyal bahaya kopi sehingga kita
tahu kapan harus berhenti minum kopi. Sinyal bahaya itu antara lain:
gelisah, jantung berdebar, gangguan tidur dan gangguan
mood (mis: cepat marah). Seorang peminum kopi yang menghentikan kebiasaan minum kopinya dapat mengalami “
caffeine withdrawal” yang ditandai oleh sakit kepala berdenyut, namun gejala ini akan hilang setelah 24-48 jam atau mendapat caffeine dosis baru.
3. Dengarkan Respon Tubuh
Setiap orang memiliki batasan sendiri mengenai konsumsi caffeine.
Kebanyakan orang dapat mengkonsumsi 2 cangkir kopi sehari tanpa masalah.
Namun ada pula yang mengalami efek buruknya dengan jumlah konsumsi kopi
yang sama. Ada yang bercerita setelah minum secangkir kopi menjadi tak
dapat tidur sepanjang malam, sebaliknya ada yang tertidur pulas setelah
minum kopi. So, cara terbaik adalah
dengarkan respon tubuh sendiri!
4. Kenali Kandungan Caffeine
Setelah mengetahui dosis dan respon tubuh, ada baiknya kita mengetahui
kandungan caffeine dalam produk-produk yang sering kita konsumsi. Agar
jangan sampai dosis kopi yang dianjurkan sudah tercapai, namun kita
masih mengkonsumsi produk-produk lain yang mengandung caffeine sehingga
merasakan efek buruk kopi. Beberapa produk lain yang perlu diperhatikan
kandungan caffeine seperti misalnya : softdrink, permen kopi, teh,
coklat, obat sakit kepala.
Cara pengolahan (
roasting dan brewing) juga berpengaruh
terhadap kandungan caffeine dalam kopi. Sebagai contoh, sebuah
penelitian menunjukkan, secangkir kopi di Starbucks mengandung rata-rata
259 mg caffeine dibandingkan dengan kopi dengan jenis dan ukuran
cangkir yang sama di Dunkin Donuts yang hanya mengandung 149 mg
caffeine.
Dari penelitian lain, kopi
decaf (kopi tanpa caffeine) baik
untuk mereka yang mengalami obesitas karena dapat meningkatkan HDL
(kolesterol “baik”) sekitar 50%. Sedangkan pada mereka yang tidak
mengalami obesitas justru dapat menurunkan kolesterol HDL ini yang dapat
meningkatkan resiko penyakit jantung.
5. Coffee Mix
Lima milligram kalsium hilang untuk setiap 6 ons kopi yang dikonsumsi.
Namun kehilangan kalsium ini dapat diatasi dengan menambahkan 2 sendok
susu atau membuat espresso latte. Sedangkan campuran kopi dengan alkohol
kurang baik terutama pada orang dengan gangguan hati dan campuran kopi
dengan cream juga sebaiknya dihindari untuk mengurangi kalori yang
berlebih. Caffeine juga berinteraksi dengan beberapa jenis obat. Bagi
yang sedang mengkonsumsi obat, sebaiknya konsultasikan ke dokter.
Banyak yang beranggapan teman terbaik kopi adalah rokok. Eits, jangan salah.
Seorang peminum kopi sejati tidak merokok! Rokok dapat mengurangi nikmatnya ngopi lho…
6. Kelompok Anti-Kopi
Kelompok berikut disarankan untuk menghindari kopi: wanita hamil,
anak-anak, orang tua, orang dengan penyakit jantung dan pembuluh darah
(mis: hipertensi). Nah, kalau sudah termasuk kelompok ini, lupakan kopi!
7. Check Up
Lakukan pemeriksaan berkala terhadap kesehatan, dalam hal ini adalah
ukuran tekanan darah. Semakin dini hipertensi diketahui, akan semakin
baik untuk penatalaksanaan selanjutnya. JNC VII mengklasifikasikan
hipertensi sebagai berikut :
Klasifikasi
|
Sistolik (mmHg)
|
|
Diastolik (mmHg)
|
Normal
|
< 120
|
Dan
|
<80
|
Pre Hipertensi
|
120-139
|
Atau
|
80-89
|
Hipertensi stage 1
|
140-159
|
Atau
|
90-99
|
Hipertensi stage 2
|
> 160
|
Atau
|
> 100
|
Demikianlah “
7 Tips Sehat Minum Kopi“